Seperti sejumlah saudaranya dibelahan dunia lain, muslim Korea terus berjuang menghadapi cabaran yang disebabkan stereotaip negatif media. "Ada wajah Islam sesungguhnya yang tidak tampak dalam media," ungkap Shariq Saeed, pendatang Pakistan yang menetap di Korea Selatan selama sembilan tahun seperti dikutip onislam.net, Jumat (13/4).
Meski hidup dalam damai selama bertahun tahun di Korea, komuniti muslim mengaku mengeluhkan stereotaip yang mereka hadapi. Keadaan itu jelas memberikan pengaruh psikologi terhadap mereka saat bersosial.
"Mereka mengambarkan kami, sebagai orang miskin yang berkelahi satu sama lain. Tapi itu bukan fakta sebenarnya, "kata Saeed.
Sebagai contoh saja, ketika dirinya memberitahu identitinya sebagai muslim, mereka melihat dirinya sedikit aneh. Ini yang membuat sebahagian besar muslim Korea menjadi rendah diri, katanya menambah.
Cabaran lain, sukar untuk mencari masjid di Seoul. Belum lagi masalah makanan halal yang juga sama sulitnya anda cari.
"Saudaraku di Malaysia punya banyak masjid. Di sini hanya ada satu masjid. Kadang-kadang, kami terpaksa solat di luar masjid kerana tidak mampu lagi menampung, "tambahnya.
Jeon Seung-joon, seorang Muslim Korea yang bersyahadat di Ireland, menilai masalah sulitnya mencari makanan halal merupakan cabaran terberatnya menjadi seorang muslim. Ia menyukai makanan berasaskan daging, tapi mencari daging halal di Seoul sama sulitnya mencari masjid.
"Ya, itulah cabaran yang saya rasakan," kata Jeon.
Meski pelbagai cabaran menerpa muslim Korea, mereka mempunyai peluang besar untuk bergerak maju. Mereka justru disatukan oleh cabaran cabaran itu. Persatuan itulah yang nantinya bakal menjadikan masyarakat Korea terbiasa dengan kehadiran muslim.
"Di sini, saya merasa mempunyai kewajipan untuk menyiarkan ajaran Islam," kata Saeed.
Komuniti muslim Korea berasal dari pelbagai budaya dan etnik mulai dari Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika. Menurut Korea Muslim Federation (KMF), yang berdiri sejak 1967, ada sekitar 120.000 sampai 130.000 muslim yang tinggal di Korea Selatan, baik pribumi dan orang asing.
Majoriti penduduk terdiri dari pekerja asing asal Pakistan dan Bangladesh. Jumlah muslim asli Korea dianggarkan mencapai sekitar 45.000 orang.
Editor: Yudha Manggala P Putra
Reporter: Agung Sasongko
Sumber: onislam.net,
Comments