Cara masyarakat Eropah mengambil kopi tidak jauh beza dengan masyarakat Muslim ketika itu iaitu menghidangkannya sebagai minuman kopi. Kopi serbuk direbus dengan air kemudian ditambah gula untuk menghilangkan rasa pahitnya.
Namun, pada masa ini semakin banyak kita kenal kopi yang disajikan dalam bentuk campuran seperti susu, krimer atau bahan minuman lain seperti halia dan ginseng serta penambahan pelbagai jenis perisa selain kopi.
Inovasi terhadap kopi ini bermula pada tahun 683 lagi sejak penemuan kopi yang dikenali hingga kini dengan cappuccino. Cara penyediaan ala cappuccino ini diinspirasi oleh Marco D' Aviano, seorang imam Biara Capuchin yang turut berperang melawan pasukan Turki Ustmaniah di Benteng Vienna 1683.
Menyusul kemenangan mereka terhadap pasukan Turki, mereka menjumpai karung berisi kopi yang ditinggalkan oleh tentera Turki. Namun bagi mereka rasa kopi tersebut terlalu kuat. Mereka mencampurkan kream dan madu. Campuran ini menjadikan kopi berubah warna menjadi coklat yang mirip dengan warna jubah yang dikenakan Biara Capuchin.
Penamaan cappuccino ini merupakan penghormatan untuk Marco D' Aviano's. Sejak saat itulah cappuccino menjadi minuman yang cukup digemari dengan rasa yang sangat enak. Mereka menjadikan Cappucino ini sebagai simbol kemenangan Eropah terhadap Khilafah Turki Utsmaniah.
Ternyata pengaruh budaya Islam terhadap Eropah sangatlah kuat dan banyak sekali bukan hanya dalam bidang sains , teknologi, seni atau seni bina. Kisah di atas hanya memaparkan salah satu dari sekian banyak tradisi masyarakat Islam yang diguna pakai oleh bangsa Eropah dan kemudian merebak ke semua peradaban dunia.
*Diterjemahkan oleh Detik Islam dari sumber jurnalhajiumroh.com dari artikel Kopi, Warisan Islam yang Mendunia.
Comments
Waktu pasukan Turkey di bawah komandan kara Mustafa bersama aliansi tartar dengan lebih dari 300 ribu pasukan terlatih berambisi menaklukan Austria yang juga dikenal dengan Golden Apple.
Pada saat itu Turkey dan sekutunya dapat dipukul kalah oleh pasukan holy league yang dikomandani Jan Sobielsky dari Poland.
Sedangkan Marko de Avianno cumalah Biarawan Bodoh dari Ordo Dominikan, tetapi praktek hidup murni membuatnya dianugerahi kemampuan mengadakan mujizat (penyembuhan orang sakit), biloqui(dapat berada di dua tempat sekaligus dalam satu waktu),foretell, dapat melihat kejadian di masa mendatang. Inilah yang membuatnya amat berpengaruh dan didengarkan oleh para raja dan pangeran kerajaan2 Eropa. Ia bisa mempersatukan kerajaan Eropa yang terpecah akibat perang saudara yang sesungguhnya menjadi godaan bagi Turkey Islam menaklukkan dan menegakkan syariat Islam di Eropa.
Pada saat Turkey kalah berkarung karung kopi juga termasuk logistik yang ditinggalkan Turkey.Ketika tawanan Turkey ditanya apa itu ( Kopi) maka ia mengatakan Kaffer yang merujuk bahwa tanaman itu didapatkan dari orang kafir Etiopia.
Marko Aviano diberi kesempatan mencicipi kopi oleh karena rasanya yang pahit maka ia menambahkannya dengan kream susu dan warna minuman itu berubah coklat seperti jubah biarawan kapusin dan terasa lebih enak.Sejak itu campuran kopi dan krim disebut kapucino.
Itulah sumbangan Islam bagi khazanah culiner dunia.