Ketika membahas tentang huru-hara yang terjadi di Syam, Mesir dan sekitarnya, kemudian tiba-tiba orang-orang mulai mengaitkan dengan Imam Mahdi. Benar bahwa Al-Mahdi akan hadir ketika huru-hara terjadi.
Dua tahun sudah kekerasan melanda Suriah, konflik dalam negeri yang berujung dengan perang saudara menjadikan negeri ini tercabik-cabik. Berbagai kepentingan dari dalam negeri maupun pihak asing semakin membuat suasana tak terkendali. Akibatnya ribuan warga menjadi korban. Kondisi inilah yang kemudian memunculkan spekulasi tentang akhir zaman. Sebagaimana yang disebut-sebut dalam hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Inilah negeri yang dulunya lebih dikenal dengan negeri Syam. Di negeri Syam inilah tanda-tanda kenabian Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam terlihat. Dan di negeri ini pula kaum muslimin mencapai kejayaannya. Bahkan di negeri Syam ini, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengabarkan akan munculnya tanda-tanda akhir zaman. Inilah negeri Syam negeri akhir zaman.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Kata Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Jundun fi Syam wa jundun fil Iraq wa jundun fil Yaman (tentara di negeri Syam, tentara di Iraq, dan tentara di Yaman.’ Ini 3 wilayah yang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebut bahwa di sinilah berkumpulnya pasukan yang sangat kuat bagi kaum muslimin di akhir zaman. Kemudian sahabat yang meriwayatkan yaitu Abdullah bin Hawala mengatakan bahwa, “Ya Rasulullah, khir khulana. Ya Rasulullah, pilihkan untuk kami negeri mana satu dari 3 negeri ini yang kau pilihkan untuk kami. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: ‘Alaikum bi Syam, pilihlah negeri Syam itu artinya dari 3 tempat ini, maka Syam yang paling istimewa dari ketiganya. Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian menyampaikan kalau tidak Syam maka pilihlah Yaman. Tapi memang kalian harus berhati-hati dengan ke Yaman, maka Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tetap mengatakan bahwa kalau bisa kalian memilih negeri Syam. Itu artinya bahwa tentara muslimin, mujahid, di negeri Syam adalah mujahid terkuat yang akan dimiliki muslim di akhir zaman.’”
Belum lagi kaum muslimin sempat istirahat dari medan jihad, memerangi kaum murtad diseluruh jazirah Arab. Khalifah Abu Bakar memerintahkan kaum muslimin membebaskan negeri Syam. Dibawah pimpinan Khalid bin Walid sang pedang Allah, kaum muslimin dengan peralatan minim dan jumlah personil terbatas berhasil menaklukkan wilayah-wilayah pinggiran Syam dari kekuasaan bangsa Romawi Timur. Setelah wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah Umar bin Khaththab yang baru saja menjadi khalifah, meneruskan penaklukan ke jantung negeri Syam. Negeri Syam begitu penting bagi kaum Muslimin.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berdoa: ‘Allahumma bariklana fii Madinatina, Ya Allah berkahilah untuk kami Madinah kami ini, kota Madinah kota Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Wa bariklana fii mudina wa sho’ina, dan berkahilah mud kami dan sha kami. Wa bariklana fii Haromina, berkahilah kami pada negeri Haram kami (tanah suci kami). Wabariklana fii syamina, Dan berkahilah kami pada Syam kami. Kenapa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam hanya mimilih negeri Syam? Karena itu negeri yang diberkahi. Bukankah Al-Qur’anul karim yang telah menyampaikan dalam surat Al-Isra: ayat 1 :
“Subhana al-ladhi “asra bi-‘abdi-hi laylanm mina al-masjidi al-harami “ila al-masjidial-“aqsa al-ladhi barakna hawla-hu li-nu-riya-hu min “ayatina “in-na-hu huwa al-s-sami-‘u al-basiru.”
Allah swt telah menyebutkan bahwa: Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari, dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsa. Yang Kami berkahi sekelilingnya. Dan Al-Qur’anul karim bahkan tumbuhan yang tumbuh banyak di negeri Syam yang ternyata juga disebutkan sebagai pohon yang diberkahi. Pohon Zaitun, zaitun mubaraka, zaitun yang diberkahi. Subhanallah. Negerinya diberkahi tumbuhannya diberkahi maka Syam memang negeri yang spesial. Dalam doa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Sebuah riwayat menyebutkan nama negeri Syam berasal dari kata Sam. Kata ini merujuk pada Sam putra Nabi Nuh alaihis salaam yang menepati kawasan ini, setelah banjir bandang menyapu dunia. Kawasan cukup luas yang kini meliputi 4 negara: Suriah yang merupakan pusat negeri Syam dengan kota istimewanya Damaskus, Palestina kiblat pertama kaum muslimin, lalu Lebanon dan terakhir Yordania.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam pun menyampaikan kepada kita, ‘Idza waqa’atil fitan wal imanu fil Syam’ kalau fitnah-fitnah tengah terjadi maka Iman ada di negeri Syam. Artinya bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ingin menunjukan bahwa ini negeri, negeri yang tetap memiliki iman, negeri yang masyarakatnya adalah masyarakat yang mempertahankan iman. Ditengah keadaan apapun hari ini. Ditengah bahwa mereka sekian lama ditekan oleh kepemimpinan yang dzalim. Sehingga Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan, ‘Kalau fitnah-fitnah terjadi maka iman adanya di negari syam’. Dengan inilah pantas ketika Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan keistimewaan-keistimewaan Syam di akhir zaman. Karena, ternyata tetap saja kuncinya adalah iman. Dimana ada iman yang paling besar maka disitulah peluang kemenangan ada.”
Pada tahun 13 Hijriah di medan Yarmuk, 45.000 kaum muslimin dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan sahabat mulia Abu Ubaidah bin Al Jarrah radhiyallahu ‘anhum, menghadapi 240.000 pasukan Romawi.
“Wahai hamba-hamba Allah, bersabarlah pada Allah dalam meraih kemenangan. Karena Allah bersama orang-orang yang sabar. Wahai pasukan, kematian kalian akan tercatat sebagai syahid. Dan jika kalian masih hidup, kalian menang dan mendapatkan harta rampasan perang. Akan tetapi, teguhkanlah Iman kalian saat berperang. Tandai tubuh kalian dengan luka tombak. Tandai tubuh kalian dengan pedang. Demi Allah, Allah tidak melihat apapun dari kalian kecuali ketaatan kalian. Dan bersabarlah dari hal-hal yang buruk. Allahu Akbar! Allahu Akbar!” (Seruan semangat dari Abu Ubaidah radhiyallahu ‘anhu kepada pasukan muslimin)
Inilah perang yang dicatat sejarah Islam sebagai perang penentuan nasib negeri Syam.
Berkat kejeniusan strategi Khalid bin Walid sang pedang Allah, dan ketulusan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah kaum muslimin berhasil memenangkan perang Yarmuk. Inilah kemenangan yang menandai jatuhnya Syam di tangan kaum Muslimin. Dengan begitu, Suriah yang menjadi jantung negeri Syam jatuh di tangan kaum Muslimin menyusul jatuhnya kota Damaskus.
Kaisar Romawi, terpaksa meninggalkan Syam menuju Konstatinopel. Kemenangan kaum muslimin di perang Yarmuk membuat gentar sisa-sisa pasukan Romawi. Inilah yang memuluskan kaum muslimin maju menaklukkan Palestina. Tanpa perlawanan Palestina diserahkan pada kaum muslimin. Atas permintaan petinggi nasrani di al-Quds, Umar bin Khaththab sendiri dengan kesederhanaannya yang langsung menerima kunci kota suci al-Quds.
“Wahai Amirul mukminin, disini pakaian dan kendaraan tersedia sangat banyak dan kehidupan kami disini sejahtera. Harga barang disini murah, keadaan muslimin disini sejahtera seperti yang kau lihat. Andai saja kau mengenakan pakaian indah, dan mengendarai kendaraan yang bagus, dan memberi makanan kepada muslimin disini dengan makanan yang melimpah maka itu akan lebih baik bagimu. Dan kau akan dipandang mulia oleh orang-orang asing.” Kata petinggi al-Quds, Umar menjawab:
“Demi Allah, aku tidak akan melakukan yang demikian itu. Aku tidak akan meningglakan kesederhanaan yang juga dilakukan dua sahabatku sebelumnya. Dan aku tidak akan berhias dengan hiasan yang tidak disukai Tuhanku. Aku tidak ingin terlihat agung di mata manusia tapi terlihat hina di mata Allah.”
Khalifah Umar bin Khaththab mengangkat sahabat Abu Ubaidah bin Al-Jarrah sebagai pemimpin Palestina, sosok sahabat yang tulus dan sederhana. Panglima perang Yarmuk yang disegani lawan ini tak menunjukan sikap yang berlebih-lebihan. Hal ini terlihat ketika khalifah Umar datang mengunjungi rumahnya.
“Amirul mukminin, kedatanganmu memberkahi rumahku. Selamat datang. Silakan masuk.” Sambut Abu Ubaidah.
Tak ada perabotan yang menghiasi rumah sang gubernur. Hanya alas tidur, tameng perang dan perlengkapan seadanya.
“Dunia telah mengubah kita semua kecuali engkau Abu Ubaidah.” Kesan Umar.
“Bukankah aku telah mengatakan padamu, aku akan mengecewakanmu jika kau mengunjungiku. Demi Allah, aku tetap berada dalam kefakiran. Aku tidak menginginkan barang-barang dunia. Yang kuinginkan adalah akhirat.”
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Dan ini artinya bahwa, Syam negeri yang telah memberikan kepada kita pelajaran, bahwa dengan kesederhanaanlah Syam bisa ditaklukan. Dengan kesederhanaanlah justru Allah memberikan kemenangan untuk memberikan cahaya kepada negeri Syam.”
Sejak takluk di tangan kaum muslimin, banyak sahabat-sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang memilih tinggal di Syam. Ini tak lain karena Syam merupakan negeri yang banyak dipuji Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dinegeri inilah para sahabat menetap dan mengajarkan agama. Inilah yang menjadi catatan mengapa Syam terutamanya Suriah begitu penting ditaklukan muslimin. Inilah Suriah negeri yang menjadi gerbang utama untuk mengawali penaklukan negeri-negeri selanjutnya. Melalui Suriah inilah Muslimin di masa kekhalifahan Umar bin Khaththab berhasil membuka Palestina dan Mesir. Bahkan melalui gerbang Suriah, kekuasaan Islam berhasil meluas hingga Afrika dan Eropa.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Palestina pernah dua kali dibersihkan oleh muslimin, dari semua kemusyrikan kekafiran dan kedua-duanya melalui pintu Suriah. Itu artinya bahwa Suriah adalah pintu yang teramat penting untuk pembebasan Mesir dan Palestina. Ketika melihat dua penaklukan besar itu. Yang pertama adalah penaklukan di zaman khalifah Umar bin Khaththab ra. Mereka masuk melalui jalur Syam melalui Suriah. Dari Suriahlah mereka masuk ke Palestina dari Palestina baru mereka masuk ke Mesir. Setelah itu, maka berikutnya pintu yang dimasuki adalah seluruh Afrika karena begitu Mesir dibuka. Maka terbukalah pintu untuk seluruh Afrika. Maka itulah pintu untuk memasuki benua Eropa. Itulah mengapa Suriah adalah merupakan pintu sangat penting untuk kebesaran Islam. Hal ini akan kembali terulangi. Ketika Palestina dalam keadaan kotor atau dikotori oleh orang-orang zionis, maka kemudian salah satu pintu pentingnya adalah Suriah. Masuk dari situ yang harapannya akan menembus entah dari pintu mana ada satu tugas Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dibebankan kepada kita tentang Romawi Barat yang belum selesai. Karena Romawi Timur telah diselesaikan oleh pada zaman Sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
400 tahun kemudian kawasan Syam terpecah. Sementara pasukan salib merebut sejumlah wilayah Syam termasuk Palestina. Maka dari Suriah yang merupakan jantung Syam, sultan Nurdin Zenki mulai mempersatukan muslimin. Menggalang kekuatan merebut kembali kota suci Al-Quds dari kekuasaan pasukan salib. Perjuangan inipun sukses ditangan muridnya Shalahudin Al-Ayyubi setelah berhasil menggabungkan Mesir dengan Suriah.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Dan menurut sebagian ulama bahwa negeri Syam itu dengan Mesir ada satu kesamaan nama, yaitu yang disebut dengan ‘Ardhul Kinanah’ negeri Kinanah. Dimana negeri Kinanah itu ada yang mengatakan bahwa dia adalah Mesir kemudian juga Syam. Dan mengapa dinamakan Kinanah? Karna di negeri yang juga memiliki keistimewaan tersendiri, para ulama mengatakan Kinanah itu artinya sarung, tempat menyimpannya busur panah. Dimana para ulama mengatakan, siapapun yang akan menggangu negeri Kinanah maka Allah akan keluarkan para mujahidnya dari sarung Kinanah itu. Kemudian untuk menghancurkan orang-orang yang berupaya mengganggu kehidupan negeri Kinanah yaitu Mesir dan Syam. Itu sebabnya hingga kini Suriah dan Mesir menjadi Negeri inti dan jalur yang paling potensial untuk penaklukan Palestina.”
Begitu pentingnya negeri Syam bagi kaum muslimin pada masa lalu dan masa depan. Bahkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tak sekali menyebut negeri ini sebagai negeri akhir zaman. Karena akan datang peristiwa-peristiwa yang disebut-sebut Rasul terjadi di negeri ini. Di negeri inilah kelak Nabi Isa alaihis salam akan kembali ke bumi. Sebuah menara yang dinamai ‘Manaratul Baidha’ atau menara putih, salah satu menara masjid Agung Umawi di Damaskus. Disebut-sebut sabagai menara tempat turunnya Nabi Isa alaihis salam kelak diakhir zaman. Itu sebabnya menara ini disebut dengan menara Isa Al-Masih. Kekacauan di Suriah yang terjadi saat ini disinyalir sebagai tanda-tanda akhir zaman.
Budi Ashari, Ahli Sejarah Islam, mengatakan “Dalam membaca hadits- hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang akhir zaman, kita harus punya kehati-hatian dikarenakan pembahasan tentang akhir zaman banyak sekali fitnah yang terjadi. Yang kedua adalah biasakan diri untuk tidak menyimpulkan, kecuali setelah mengetahui seluruh riwayat tentang bab tersebut. Kalau tidak nanti kita akan salah, dan salah satu bukti salah hari ini adalah ini sudah diluruskan oleh para ulama hari ini. Yaitu ketika membahas tentang huru-hara yang terjadi di Syam, Mesir dan sekitarnya, kemudian orang-orang tiba-tiba mengaitkan dengan Imam Mahdi. Tadi sudah diingatkan para ulama yang ada tadi sudah mengingatkan, ini bukan waktunya. Bukan sekarang waktunya, benar bahwa Al-Mahdi akan hadir ketika huru-hara terjadi, tetapi huru hara bukan hanya hari ini saja terjadi. Kenapa? Karna ada hadits-hadits lain yang harus digabungkan menjadi satu. Berbagai hadits yang shahih yang membicarakan Al-Mahdi contohnya. Maka kemudian, supaya kita tidak salah dalam menyampaikan informasi ini kepada masyarakat. Sehingga kemudian ada salah pemahaman di masyarakat, sampai akhirnya mereka menyimpulkan juga dengan cara yang salah dan akhirnya, mereka mengambil sikap dalam hidupnya dengan cara yang salah.”
Tanda-tanda akhir zaman, juga terdapat di Palestina sebagai salah satu wilayah negeri Syam. Sebuah riwayat menyebutkan di wilayah ini Nabi Isa alaihis salaam akan mengalahkan Dajjal yang muncul dari Asfahan, sebuah wilayah di Iran yang akan diikuti oleh 70.000 Yahudi. Riwayat lain menyebutkan di Negeri Syam inilah di pintu Lod Palestina Nabi Isa alaihis salaam akan membunuh Dajjal. Inilah negeri Syam, Negeri Iman, dan Negeri Akhir Zaman.
*sumber syahida.com
*sumber syahida.com
Comments