Gadis itu cantik. Berparas ayu, dengan wajah mempesona. Sebagai pemuda normal, ia pun terpikat dengannya. Cinta tumbuh bersemai dalam hati, lalu akarnya menghunjam dan daun-daunnya meninggi.
"Saya sangat mencintainya sebagaimana seorang laki-laki mencintai seorang wanita," kata pemuda itu seperti dikisahkan Rasulullah dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Rupanya cinta itu tak hanya tumbuh rendang tetapi juga liar. Hingga ia pun mahu merasai madunya gadis pujaan yang tak lain masih sepupu. Berkali-kali dia cuba merayu, namun sang gadis selalu menolaknya.
Hingga satu kesempatan datang. Kesempatan dalam kesempitan.
Suatu ketika, musim paceklik melanda. Ibu bapa gadis itu mengalami kesulitan ekonomi. Kerana tahu bahawa pemuda tersebut adalah orang berada, mereka mengutus gadis itu meminta bantuan.
Pemuda tersebut memberinya 120 dinar. "Dengan satu syarat," katanya memanfaatkan keadaan itu, "engkau mau menyerahkan dirimu."
Keadaan ekonomi yang sukar membuat gadis itu terpaksa mengiyakan. Sebab ia sangat butuh wang. Ia perlu menyelamatkan keluarganya dari cengkaman paceklik yang menyeramkan.
Sang pemuda pun bersiap. Hanya berdua, ia berfikir akan segera memetik ranumnya buah-buahan yang selama ini diidam-idamkannya. Namun apabila ia telah siap dan berada di atas pahanya, gadis itu berkata: "Bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang sah."
Seketika mendengar nama Allah disebut dan mesej taqwa diucapkan, pemuda itu gemetar. Hatinya bergetar. Dan ia pun meninggalkan gadis itu.
"Ambillah wang itu untukmu," katanya sambil berlalu.
Beberapa waktu kemudian, ketika sedang safar, pemuda itu bermalam di sebuah gua. Tiba-tiba, batu besar jatuh dari gunung dan menutup pintu gua itu. Bersama dua pemuda lain, ia terperangkap di sana, tidak boleh keluar.
Merasa tak ada jalan keluar, ketiganya pun hanya bergantung kepada doa. Doa dengan amal soleh andalan masing-masing. Bertawasul dengan amal kebaikan.
Ketika tiba giliran pemuda tersebut untuk berdoa dengan Wasilan amal shalihnya, ia pun menyebutkan peristiwa itu; ketika ia bertaubat tidak jadi berzina dan memberikan 120 dinar secara cuma-cuma.
"Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keredhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari cobaan ini." Seketika, pintu gua tersebut beralih. Hingga ketika ketiga pemuda di gua tersebut telah berdoa semuanya, pintu gua terbuka dan mereka dapat keluar dari gua tersebut.
sumber http://www.tarbiyah.net/
Comments