"The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year 's Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus, the god of gates, doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who had two faces - one looking forward and the other looking backward. "
Begitulah bunyi The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14 halaman 237 ketika menjelaskan makna tarikh 1 Januari. Perayaan tahun baru 1 Januari mempunyai sejarah panjang di mana orang Rom mempersembahkan tarikh ini kepada Janus, dewa segala gerbang, pintu-pintu dan permulaan waktu.
Tidak hairan, bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri iaitu dewa yang mempunyai dua wajah iaitu wajah yang menghadap ke masa depan dan wajah yang lain menghadap ke masa lalu.
Nama Dewa Janus tidaklah asing dalam kesusasteraan paganisme. Ia adalah sembahan kaum penyembah syaitan sejak zaman Yunani kuno. Sejarah pemuliharaan budaya penyembah syaitan ini pun sudah ada semenjak zaman Hermaic (3600 SM) dan dikawal oleh kumpulan paganisme Freemason. Freemason sengaja menyuburkan budaya ini agar manusia bertauhid mampu mengalihkan perhatiannya dari agama kearah penyembahan satanisme.
Maka jika kita melihat perayaan tahun baru, maka di situlah kita dapat melihat nilai-nilai Yahudi di dalamnya. Meniup trompet misalnya, terompet adalah alat ciptaan Yahudi. Budaya meniup trompet ini merupakan budaya masyarakat Yahudi ketika menyambut kedatangan Rosh Hasanah atau tahun baru Taurat yang jatuh pada bulan ketujuh atau tarikh 1 bulan Tishri dalam kalendar Ibrani kuno
Hal ini pun terpampang dalam Alkitab Imamat 23; 24
"Katakanlah kepada orang-orang Isra'el, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari cuti penuh yang diperingati dengan meniup serunai (trompet), yakni hari pertemuan kudus" (Imamat 23:24)
Pada malam tahun baru, masyarakat Yahudi melakukan muhasabah diri dengan tradisi meniup shofarot sebuah alat muzik jenis trompet. Bunyi Shofarot adalah sama bunyinya dengan terompet kertas yang dibunyikan kebanyakan penyambut di malam Tahun Baru.
Sebenarnya Shofarot sendiri dikelaskan sebagai trompet. Terompet dianggarkan sudah wujud sejak tahun 1500 sebelum Masihi. Pada awalnya, alat muzik jenis ini digunakan untuk keperluan ritual agama dan juga digunakan dalam ketenteraan ketika berperang. Kemudian terompet dijadikan sebagai alat muzik pada masa pertengahan Renaisance hingga kini.
Sekarang ini, kumpulan Freemason terus mengadakan perayaan menyambut tahun baru. Para masonik di belahan dunia dikhabarkan sudah berkumpul di beberapa tempat untuk menyambut tahun baru ini.
Mereka bersedia memasuki gerbang tahun 2013 untuk mempersiapkan The New World Order. "Happy New Year 2013 to all Freemason in the world," laporan dari laman Masonictimes.
Comments
1. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir
Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.
Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk
ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.
Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir.
Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.
2. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir
Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW:
"Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari
mereka."
3. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat
Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.
Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.
4. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bid’ah
Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas.
Tidak ada lagi yang tertinggal.
Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid’ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.
Maka hukumnya bid’ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu,
seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah
mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar’inya.
P/s:aku pun sokong PAS gak..tapi aku bukan sokong membabi buta..apa yang kurang dan silap kita sama2 tegur..itu je niat aku..